Dari mana asalnya, Anthony Robbins memulai karir sebagai pembicara? Dalam sebuah wawancara dengan Sharring idea Magazine pada Desember 1992. Melalui wawancara tersebut AR bercerita awal mula dia merintis sebagai pembicara public: “Mr. Cobb, guru sejarah saya di SMA yang pertama kali melihat potensi diri saya. Dia datang menemui saya di akhir pelajaran. Saya tidak pernah belajar berbicara sebelumnya. Ia mengatakan, “Saya ingin melihat kamu berbicara setelah selesai kelas ini.Dia menekan pundak saya dan mengatakan, “You are a magical. You will be one of the best speakers who has ever spoken.” Saya mengatakan, “Are you crazy?” Mr. Cobb menjawab, Saya serius dengan kata-kata saya. Saya tidak ingin kamu menunggu sampai tahun depan. Saya ingin kamu berkompetisi di kelas public speaking minggu ini. Saya telah menemukan seorang pembicara, dan saya pikir kamulah orangnya. Saya ingin kamu berbicara dengan meyakinkan, dan persuasive. Persiapkan pembicaraanmu dan kamu pasti menang.”
Saya lalu mempersiapkan pidato saya di rumah. Saya tidak berpikir bahwa saya adalah seorang orator yang baik. Materi pidato saya, saya beri judul “The Will to Win”. Saya hanya membaca dan mengingat tentang topic itu. “Ini seluruh hidup saya! Inilah diri saya” Saya mengingat saat itu dan saya menjadi seseorang yang saya inginkan.
Anthony Robbins berhasil menjadi juara pertama dalam kompetisi pidato tersebut. Dan meskipun dia tidak tahu apa yang baru saja dia lakukan, namun dia telah menapaki langkah pertama bahwa suatu hari dia akan menjadi pembicara motivasi paling sukses di negaranya.
Faktanya bahwa Anthony Robbins bukan hanya memberi materi yang dia ingat / sampaikan, tetapi dia telah mengalami perubahan dan menjadi sukses itulah yang ingin dia tularkan. Sebagai pembicara sangat penting, bahwa anda bukan hanya memberi presentasi dari saku atau pikiran anda, tetapi anda seharusnya memberi audien dengan seluruh pikiran, tubuh dan jiwa anda.
Bagaimana AR melakukan itu ? Dia mempraktekkan dulu semua yang dia sampaikan di atas panggung dan itu dia perlihatkan melalui kisah hidupnya. Sehingga dia bisa berbicara penuh energi dan sangat meyakinkan. Sehingga saat anda berbicara kepada audien anda, mereka bukan hanya mendengar kata-kata anda, tetapi juga merasakan apa yang anda sampaikan. Anda akan berbicara penuh emosional, dan audien yang tersentuh secara emosional akan mudah untuk mengikuti pesan yang anda sampaikan.
Markus Tan
*******
|