Berabad-abad yang lalu, pembicara hebat biasa berbicara dua jam atau lebih. Kini, setelah berita di televisi telah menjadi “norma” dan berbagai permasalahan serius diselesaikan dalam satu jam di telenovela, audience lebih tertarik pada para pembicara yang mampu menyampaikan poin-poinnya dengan waktu yang singkat. Dalam sebuah pidato yang disampaikan kepada audience “Perempuan Dalam Komunikasi”, Patricia Ward Brash mengatakan, “Televisi telah berperan dalam menciptakan masyarakat yang tidak sabaran, yang mengharapkan kita bisa menyampaikan berbagai poin dengan sederhana dan cepat.”
Pertanyaan:
– Bagaimana tentang pembicara di era modern? – Panduan apa yang perlu diikuti? – Apa yang bisa diperoleh dengan memahami audience?
PEMBICARA YANG HEBAT ITU JELAS
Di zaman ini, pembicara hebat ditandai dengan keringkasannya. Billy Graham, dalam rangkaian kampanye di seluruh kota di Cincinnati, berbicara sekitar 20 menit setiap malam. Theodore Sorensen dalam bukunya “Kennedy” memberikan panduan yang menunjukkan bagaimana Presiden Kennedy mempersiapkan orasi-orasinya. Setiap paket pembicaraan sang presiden itu, tidak ada satupun yang lamanya lebih dari 20 atau 30 menit. Ia tidak membuang-buang kata dan penyampaiannya tidak memboroskan waktu. Ia jarang sekali menggunakan kata-kata “sampah” atau word filler yang tak berguna seperti “ehmm..” atau “ee..ee.”
Josh Boyd, seorang profesor dan periset di sebuah universitas terkemuka menulis, “Dalam fisika, tenaga (power) didefinisikan sebagai gaya (kerja) dibagi dengan waktu (time). Dengan kata lain, bekerja lebih banyak dengan waktu yang lebih sedikit akan menghasilkan lebih banyak tenaga. Dalam cara yang sama, pesan dari seorang pembicara akan lebih memiliki kekuatan jika yang bersangkutan bisa menyampaikan bicaranya dalam waktu yang lebih singkat.”
Berikut ini adalah panduan untuk mencapai kejelasan dalam berbicara.
KURANG DARI DUA MENIT
Dalam menggunakan cerita, teruslah bertanya pada diri sendiri, “Bagaimana saya bisa menceritakan hal ini dalam waktu yang lebih singkat dan dengan kata-kata yang lebih sedikit?” Tulislah cerita Anda, dan ceritakan untuk melihat hasilnya.
Ada sebuah pepatah dalam menggunakan humor: “Makin panjang ceritanya, mestinya makin lucu.” Dikaitkan dengan proses bercerita secara umum, kita bisa mengatakan, “Makin panjang ceritanya, mestinya makin berefek pada audience.” Untuk meyakinkan bahwa cerita Anda memang kurang dari dua menit lamanya, masukkan hanya informasi yang menjawab pertanyaan-pertanyaan ini “Who?” “What?” “When?” “Where?” dan “Why?”. Jika tidak menjawab pertanyaan-pertanyaan ini, tinggalkan saja.
Yakinkan bahwa Anda punya persepsi arah dalam cerita Anda. Setiap bagian dari cerita harus bergerak maju menuju kesimpulan di dalam kepala pendengar. Pendengar sendiri harus bisa merasakan pergerakan itu.
SEDIKIT LEBIH BAIK
Apabila mungkin, ikuti aturan ini, “Sedikit lebih baik daripada banyak.” Jangan pernah menggunakan tiga kata jika Anda bisa mengucapkannya dengan dua. Tinggalkan kata-kata klise, word filler (bunyi-bunyi tanpa arti seperti bergumam, “you know”, “begitulah”, “basically”, “ehm..”, “e..” dan sebagainya). Tinggalkan frasa-frasa seperti, “Saya katakan sejujurnya” atau “Untuk mengatakannya dengan cara lain”, jika Anda memang tidak memerlukannya.
Berbicaralah dengan kalimat-kalimat pendek, frasa-frasa pendek, dan kata-kata pendek. Pilihan kata harus jelas bagi audience. Jadikan target bahwa setiap kata dalam bicara Anda punya pengaruh kuat pada pendengar.
LATIHAN MENEMUKAN KEKUATAN
Ketahuilah lamanya bicara Anda dengan latihan. Jangan biasakan kaget pada lamanya bicara Anda. Jangan pernah berkata pada audience, “Saya kehabisan waktu, saya harus cepat-cepat.” Anda semestinya sudah tahu tentang hal itu karena Anda sudah mempersiapkan diri dan melatih bicara Anda.
Satu langkah lebih jauh, jika Anda tahu batas waktunya adalah 20 menit, berhentilah satu menit lebih cepat; jangan malah ngaret. Audience akan menghargai Anda karena Anda menghargai waktu mereka.
BAGI KE DALAM SEGMEN
Belajarlah membagi bicara Anda ke dalam segmen-segmen berbasis waktu. Kita ambil contoh sebuah presentasi yang berdurasi 20 menit. Sesi perkenalan tidak boleh lebih dari 2,5 menit. Anda bisa mendapatkan perhatian dan memberi preview dari pesan Anda dalam waktu sesingkat itu. Hindari pembukaan dengan mengungkapkan hal-hal yang terlalu umum seperti tentang cuaca misalnya. Sudah nggak jamannya. Biarkan audience Anda tahu sejak awal bahwa kata-kata Anda penuh makna.
Habiskan sebagian besar waktu Anda untuk “tubuh” presentasi Anda. Di sinilah tempat Anda membuat poin, mendukung poin atau membuktikan poin.
Dua menit yang terakhir semestinya dijadikan tempat untuk meringkas dan menyimpulkan. Beberapa pembicara mengalami kesulitan untuk mendapatkan momen ini akibat terlalu lama berbicara. Saat Anda akan menyimpulkan, simpulkanlah. Jangan “nganclong” kemana-mana. Seperti orang bijak mengatakan, “Jangan lengah di baris terakhir dari kata-kata.”
HANYA SEDIKIT POIN
Salah satu cara untuk menjadikan bicara Anda jelas, adalah dengan memiliki hanya sedikit poin pada tubuh “presentasi” Anda. Jangan lebih dari tiga. Dengan maksimum tiga poin, Anda akan punya displin pribadi untuk mempersempit daripada memperluas. Dalam mengorganisasikan materi Anda, terimalah fakta bahwa Anda akan punya materi yang selalu lebih banyak daripada yang bisa Anda cakup, dan bahwa Anda hanya akan memasukkan materi yang berkaitan dengan satu, dua atau tiga poin yang Anda tetapkan. Mencoba mencakup empat sampai enam poin, akan membuat bicara Anda terlalu lama.
Stephen D. Boyd, Ph.D., CSP School For Champions
Dicopy dari: milis-bicara.blogspot.com
*******
|