Di era keterbukaan saat ini kesempatan untuk berbicara dan mengeluarkan pendapat di muka umum sangat terbuka dengan lebar, setiap orang dapat berbicara (di muka umum), namun belum tentu semua orang mampu berbicara dengan cara yang tepat, diwaktu yang tepat, dan pada orang yang tepat. Berbicara bukan sekedar mengeluarkan kata-kata, uneg-uneg atau perasaan namun lebih dari pada itu, berbicara adalah proses dan seni penyampaian informasi dan gagasan pada orang yang tepat, diwaktu yang tepat, dengan cara yang tepat sehingga mereka mengikuti hal-hal yang diharapkan.
Kemampuan berbicara di muka umum sangat di perlukan bagi siapa pun yang berhubungan dengan orang lain, mulai dari seorang ayah, ketua RT, sallesman, guru, supervisor, manager, trainer, politikus, hingga seorang presiden, semua harus mempunyai kemampuan berbicara di muka umum, atau sebagai public speaking.
Public Speaking merupakan sebuah rumpun keluarga Ilmu Komunikasi (Retorika) yang mencakup berdiskusi, berdebat, pidato, memimpin rapat, moderator, MC, motivator dan presenter serta kemampuan seseorang untuk dapat berbicara di depan publik, kelompok maupun perseorangan yang perlu menggunakan strategi dan teknik berbicara yang tepat.
Menurut David Zarefsky, dalam Public Speaking Strategic for Success; “Public speaking is a continuous communication process in which messages and signals circulate back and forth between speaker and listeners.” Atau dapat diartikan: Public Speaking adalah sebuah proses komunikasi berkelanjutan, di mana pesan, simbol (komunikasi) terus berinteraksi, antara pembicara dan para pendengarnya. Adapun menurut Gunasi public speaking merupakan komunikasi yang dilakukan secara lisan, yaitu tentang suatu hal atau topik yang disampaikan dihadapan banyak orang dengan tujuan untuk memberikan informasi kepada banyak orang. Sedangkan David zarefsky mengutarakan public ppeaking adalah suatu proses komunikasi yang berkelanjutan yang dimana pesan dan lambang bersirkulasi berulang-ulang secara terus-menerus antara pembicara dan para pendengarnya.
Di era keterbukaan dimana setiap orang mempunyai hak untuk mendapatkan informasi atas suatu hal maka kemampuan berbicara di muka umum adalah hal yang sangat penting harus dimiliki. Berikut beberapa tujuan dalam public speaking : 1) menjelaskan suatu maksud dan tujuan atas suatu hal, 2) menjelaskan suatu permasalahan yang sedang, akan dan telah terjadi, 3) membangun opini publik, 4) membangun citra organisasi atau perorangan, 5) mempengaruhi orang lain, 6) melakukan kontra informasi yang merugikan organisasi atau perorangan.
Namun seperti yang telah disebutkan diatas bahwa berbicara dimuka umum tidak segampang pembalikan telapak tangan apalagi jika mengatasnamakan suatu lembaga dan nama baik perorangan. Karena jika terjadi slip of the toungh yang terjadi merugikan nama lembaga dan seseorang, sehingga berbicara dimuka umum pun harus sangat terukur.
Dalam sistematisasi retorika (komunikasi) Aristoteles, aspek terpenting dalam teori dan dasar pemikiran retorika adalah tiga jenis pendekatan untuk mempersuasi audiens, yakni logos, pathos dan ethos. Logos adalah strategi untuk meyakinkan audiens dengan menggunakan wacana yang mengedepankan pengetahuan dan rasionalitas (reasoned discourse), sementara pathos adalah pendekatan yang mengutamakan emosi atau menyentuh perasaan audiens dan ethos adalah pendekatan moral menggunakan nilai-nilai yang berkaitan dengan keyakinan audiens. Ketiga hal tersebut harus dikemas dengan baik ketika kita sedang berbicara di muka umum agar hasilnya sesuai dengan yang kita kehendaki dan tidak menimbulkan permasalahan dikemudian hari.
Di era keterbukaan yang penuh dengan ke”kepo”an, ungkapan yang mengatakan “silence is gold” tidak bisa lagi selamanya kita terapkan, karena publik menunggu penjelasan dan konfirmasi atas suatu hal yang sedang terjadi, maka mau atau tidak mau kita harus siap untuk berbicara di muka umum untuk menjelaskan hal-hal tersebut. Untuk itu terdapat beberapa hal yang dapat dilakukan ketika berbicara dimuka umum sebagai public speaking, antara lain : 1) pahami dengan jelas tema apa yang akan dikatakan, 2) ketahui siapa yang menjadi audiencenya, 3) ketahui media apa yang akan meliput, 4) siapkan perkataan apa yang akan diungkapkan (berlandaskan data yang ada), 5) bayangkan dampak informasi yang akan disampaikan, 6) fokus pada permasalahan, 7) arahkan pembicaraan pada hal yang ingin dibangun, 8) kendalikan kata-kata yang akan dikeluarkan, 9) kendalikan intonasi suara, 10) perhatikan gesture tubuh ketika berbicara.
Dengan kata-kata kita mampu memimpin dunia, salam Produktivitas
Dr. Ervin A. Priambodo, MM
Executive Director PT. Proven Force Indonesia
Executive Director ICED Institute
Dosen Tetap STIP-AN