Kontak Mata

lensa kontakSelain suara, mata merupakan alat terpenting untuk berbicara; dan selain telinga, mata juga merupakan alat terpenting untuk mendengar. Bila orang bisa melihat, bahwa mata Anda memAndang tepat pada matanya, itu tAnda Anda telah berhasil menggunakan ‘kontak mata’.Kontak mata juga memungkinkan Anda untuk dapat langsung ‘membaca’ pikiran pendengar secara tepat. Tanpa kontak mata, Anda tidak akan tahu apakah Anda telah mendapatkan kesan yang Anda inginkan atau belum. Dengan menangkap pikiran pendengar melalui kontak mata, Anda mepunyai kesempatan untuk menyampaikan maksud Anda secara jelas. Sorot mata seseorang tidak akan pernah berdusta, karena mata adalah jendela hati.

Supaya efektif, ada 3 cara praktis dalam menggunakan kontak mata:

1. Pandanglah tepat pada matanya

Ini tidak berarti bahwa Anda harus memandang pendengar secara terus-menerus. Sesekali Anda perlu juga mengalihkan pandangan atau mengejapkan mata secara wajar. Yang pokok, ketika Anda sedang berbicara, pandanglah dia tepat pada matanya. Bukan pada dahinya, bibirnya, kumisnya, atau yang lainnya. Inilah yang sebetulnya dinamakan ‘kontak mata yang sesungguhnya’.

Jadi, selama Anda memandang tepat pada matanya, pendengar pasti memperhatikan dan mendengarkan apa pun yang Anda katakan kepadanya. ‘kontak mata yang sesungguhnya’ menjamin bahwa pendengar pasti mudah mengikuti apa yang disampaikan pembicara kepadanya, secara tepat.

Karena kontak mata yang sesungguhnya memudahkan pembicara untuk menyampaikan maksudnya secara tepat pula. Jika suatu saat para pendengar merasa kurang faham akan apa yang dimaksud oleh pembicara, hal itu akan terpancar di matanya. Bila saat itu pembicara benar-benar melakukan kontak mata yg sesungguhnya, dia akan segera mengetahuinya.

Dari sini dengan mudah pembicara mengubah cara bicaranya, atau memberikan keterangan lebih lanjut, sehingga pendengar dapat menjadi mengerti.

Sejak kecil orang arab sudah dididik untuk memperhatikan mata. Karena dengan memperhatikan mata mudah diketahui apakah orang berbohong atau tidak. Jadi, kalau tidak mau kena tipu, perhatikan saja mata orang yang Anda ajak bicara itu. Pada umumnya para politikus arab senang memakai kacamata hitam sekalipun sedang berada di dalam gedung. Tahukah Anda sebabnya? Mereka ingin menyembunyikan mata mereka!

2. Kontak mata dengan sekelompok orang

Bila Anda berbicara dengan sekelompok orang, kewajiban Anda adalah membuat setiap orang merasa hanya dirinya sendirilah yang Anda perhatikan. Caranya?

Untuk satu pendengar, adakan kontak mata khusus dengan satu kalimat utuh. Jangan sampai terbagi! Begitu kalimat itu selesai, beralihlah kepada pendengar lain; dengan kontak mata khusus, untuk sebuah kalimat yang utuh pula. Demikian seterusnya. Bergantian, satu demi satu. Pertahankan keadaan ini sampai usai. Dengan demikian setiap orang yang mendengarkan akan merasa dianggap penting.

Andaikan Anda berbicara dengan lima orang pendengar, lihatlah tekniknya. Pertama, adakan kontak mata dengan pendengar di depan Anda. Pertahankan sampai kalimat pertama selesai. Kemudian, pilihlah pendengar di sebelah kiri Anda. Seperti tadi, adakan kontak mata khusus dengannya sampai kalimat selesai. Selanjutnya, beralihlah kepada pendengar yang di sebelah kanan (melewati pendengar yang di depan), lalu kembali ke pendengar yang di sebelah kiri belakang dan kanan belakang. Setelah itu, mulailah kembali dari depan seperti awal.

Ini berarti, Anda mempunyai kesempatan memberi perhatian khusus secara merata kepada setiap orang, bukannya kepada beberapa orang sekaligus. Sebab jika Anda mengadakan kontak mata kepada beberapa orang pada waktu yang bersamaan, tidak akan ada kesan khusus di sini. Percuma saja kontak mata Anda. Anda lelah, pendengar pun tidak merasa diperhatikan secara pribadi.

Pertanyaannya, bagaimana kalau pendengarnya tidak hanya beberapa orang tapi ribuan? Mudah saja. Anda tentu ingat, bahwa mata seorang pembicara bergerak ke sana kemari ketika sedang berbicara. Setiap pembicara pasti selalu tampak memandang lurus ke depan, ke arah hadirin, dengan kontak mata khsusu dan mempertahankannya sampai pidato atau ceramahnya usai. Kenapa bisa begitu?

Begini ceritanya. Ada dua lembar ‘plastik’ transparan yang terbentang di sebelah kanan dan kiri mata sang pembicara. Pada lembar-lembar plastik itulah kata2 sang pembicara tadi diproyeksikan. Hadirin tidak bisa melihat kata-kata itu. Jadi, satu kalimat diproyeksikan kepada pendengar di sebelah kiri, lalu kalimat selanjutnya di sebelah kanan, dst. Gerakan kepala dan mata sang pembicara inilah yang menyebabkan sang pembicara memandang tepat pada mata mereka masing-masing.

3. Berbicara lewat mata

Bila Anda ingin menyampaikan suatu situasi yang hangat, biarlah mata Anda yang menunjukkan kehangatan itu. Bila Anda ingin menyampaikan simpati, biarlah mata Anda yang menunjukkkan perasaan itu. Pokoknya perasaan atau emosi apa pun yang hendak Anda sampaikan, dukunglah penyampaian itu dengan bantuan mata Anda.

Anda adalah seorang manusia dengan kehangatan, simpati, keinginan, keterusterangan, ketulusan dan sejumlah perasaan manusiawi lainnya. Oleh sebab itu, biarlah mata Anda ikut berbicara, mengungkapkan kebenaran dan kejelasan makna yang terkandung dalam ucapan Anda. Dimana saja dan kapan saja Anda berbicara.

 

SUMBER: Internet

*******

General Public Speaking