LOGIKA KARTESIAN

LOGIKA KARTESIAN

untuk Presentasi Persuasi

Oleh: Frans Budi Santika

Cartesian Logic untuk Presentasi Persuasi menggunakan Logika Kartesian sebagai pola menyusun argumentasi. Logika Kartesian ini menggunakan pola Koordinat Kartesian yang terdiri dari dua sumbu yang vertikal dan horisontal, dan bertemu di titik pusat (0,0).

Skema Koordinat ini diberi nama Kartesian karena filsuf dan ahli matematika Perancis, Rene Descartes, konon diketahui sebagai yang pertama menggunakannya di abad 16. Koordinat Kartesianpada masa ini banyak digunakan dalam dalam matematika, fisika, teknik, navigasi, robotika, ekonomi dan bahasa terutama public speaking advanced di HeartSpeaks Indonesia!

Cartesian Logic (juga dikenal sebagai Cartesian Doubt) adalah satu set pertanyaan yang sangat sederhana. Pertanyaan ini kerap digunakan untuk proses coaching untuk merangsang kreativitas berpikir dalam menemukan berbagai alternatif pilihan cara atau solusi menghadapi suatu masalah.

Empat pertanyaan Logika Cartesian ini adalah sebagai berikut:

  1. Theorem: Apa yang akan terjadi jika Anda melakukannya?
  2. Converse: Apa yang akan terjadi jika Anda tidak melakukannya?
  3. Inverse: Apa yang tidak akan terjadi jika Anda melakukannya?
  4. Mirror Reverse: Apa yang tidak akan terjadi jika Anda tidak melakukannya?

Teknik Cartesian Logic ini sangat cocok untuk mengarahkan keputusan seseorang atau sekelompok massa. Pertanyaan dengan 4 posisi koordinat ini memancing pikiran kita (dan audiens kita) untuk bekerja secara kreatif dan eksploratif. Bagaimana persisnya? Mari kita cermati satu per satu:

THEOREM:“Apa yang AKAN TERJADI jika saya MELAKUKAN X?”

Pikirkan dan sebutkan segala hal yang akan terjadi jika Anda terus maju dan melakukan “X”. Bukan hanya hal-hal langsung. Apa lagi yang bisa terjadi sebagai hasilnya? Anda mungkin tidak 100% yakin, tidak masalah. Sejauh memungkinkan terjadi, sebutkan saja. Gunakan kreativitas Anda untuk menemukan berbagai jawaban pertanyaan ini.

Contoh:“Apa yang AKAN TERJADI jika saya DIVAKSIN COVID19?” Sebutkan semua hal baik yang menguntungkan maupun merugikan sebagai hasil/dampak/akibat dari tindakan yang dipilih tersebut. Anda dapat nyatakan dengan kalimat dengan format dibalik: “Jika saya divaksin, saya mungkin akan mengalami alergi; mungkin akan mengalami sedikit demam; tapi yang pasti, sistem kekebalan tubuh saya terhadap covid19 meningkat!”

Hindari jawaban yang bersifat negasi seperti “Jika terkena virus Covid19, kemungkinan besar tidak akan sampai parah.” karena pernyataan ini adalah jawaban untuk pertanyaan Inverse di bawah ini.

INVERSE: “Apa yang TIDAK AKAN TERJADI jika SAYA LAKUKAN X?”

Bayangkan diri Anda melakukan tindakan “X”. Hal apa sajakah yang tidak akan terjadi sebagai akibat Anda telah melakukan tindakan tersebut ? Entah jawabannya pasti atau tidak, tidak masalah. Sejauh ada kemungkinan untuk “tidak terjadi” sebutkan. Yang penting, dimulai dengan kata “Jika saya melakukan X, saya TIDAK AKAN …”

Contoh:“Apa yang TIDAK AKAN TERJADI jika saya DIVAKSIN COVID19?” Misalnya, “Ketika tertular covid19, TIDAK AKAN sakit parah yang beresiko pada kematian; TIDAK AKAN opname di RS; TIDAK AKAN menjadi kekuatiran bagi sanak keluarga yang mengetahuinya.” dsb.

CONVERSE:“Apa yang AKAN terjadi jika SAYA TIDAK melakukan X?”

Bayangkan diri Anda tetap dalam status quo, tidak melakukan apa yang Anda harapkan atau diminta oleh orang lain untuk Anda lakukan.Apa yang akan terjadi?

Contoh:“Apa yang AKAN TERJADI jika saya TIDAK DIVAKSIN COVID19?”  Jawabannya: “Ketika tertular covid19, saya beresiko menjadi sakit parah yang beresiko pada kematian! Eh, tapi sebelum itu, ketika tahu saya tertular (dan mereka tahu saya tidak divaksin) keluarga bisa panik; tetangga yang tahu pun paranoid, keluarga saya dipantau oleh RT dan tetangga sekitar, tidak bisa peri ke kantor dan kalau sakit bakal opname berhari-hari di RS.” Dst… Perhatikan, jawaban-jawaban baru bermunculan!

MIRROR RESERVE:

“Apa yang TIDAK AKAN terjadi jika SAYA TIDAK melakukan X?”

Bayangkan diri Anda berada dalam status quo, tidak melakukan tindakan X. Apa saja hal yang tidak akan terjadi? Mungkin anda akan menjawab: “Semua jawaban di bagian Theorem!” Ya itu betul. Tapi apa lagi? Dengan melihat kemungkinan dari sudut lain, apa lagi yang bisa Anda pikirkan? Dan selalu gunakan kata ‘tidak’ mengawali kata predikat dari kalimat jawaban Anda.

Contoh:“Apa yang TIDAK AKAN TERJADI jika saya TIDAK DIVAKSIN COVID19?” Jawaban Anda mungkin berangkat dari jawaban pertama tadi: “Tubuh saya tidak kuat ketika tertular covid19.” Apalagi?? “Jika sampai sakit parah, bisa-bisa tidak selamat!” Lalu apa lagi? “Saya jadi tidak tenang menjalani aktivitas sehari-hari karena takut ketularan! Dan saya tidak menjadi bagian dari gerakan Herd Immunity; Saya seakan tidak peduli pada keselamatan diri dan keluarga saya; saya tidak menjadi teladan bagi keluarga saya; ” Aha! Terus bermunculan jawaban baru! Begitu seterusnya….

Terkesan jawaban berulang-ulang. Jawaban Inverse sama denganyang di Converse. Begitu juga jawaban Mirror Reserve sama dengan yang di Theorem. Tidak masalah, sejauh memunculkan jawaban-jawaban baru!

Karena metode ini sesungguhnya membantu kita menganalisa realita secara lebih detail. Yang terutama karena itu bukan soal harus adanya perbedaan isi jawaban, tetapi KEKAYAAN jawaban. Bayangkan jika kita hanya diberi satu pertanyaan saja, jawabannya tentu akan sedikit dan terbatas. Tidak eksploratif dan tidak komprehensif.

Agar dalam presentasi eksplorasi dengan Logika Kartesian ini tidak terkesan berputar-putar, alurnya perlu dirapikan terlebih dahulu. Cermati contoh di bawah ini:

———————————————

ILUSTRASI

Alkisah ada sekelompok warga yang tidak mau divaksin covid19. Dokter atau penyuluh kesehatan lalu memberikan wejangan menggunakan pola Logika Kartesian dengan alur 4-2-3-1 (converse – inverse – mirror reserve – theorem):

[CONVERSE]:  Bapak Ibu yang saya hormati, sudah tahukah Anda: apa yang akan terjadi jika kitatidak divaksin covid19?

Kalau tidak divaksin, ketika tertular covid19, kita beresiko tinggi akan sakit parah sehingga harus opname di rumah sakit. Masalahnya sekarang rumah sakit rata-rata penuh. Anda tentu sudah sering melihat berita kematian akibat covid19 di TV. Jangan sampai deh kita mengalami seperti itu ya.

Bayangkan ketika sudah nggak divaksin lalu ketularan virusnya…ketika sanak keluarga dan tetangga tahu, mereka bisa panik!Tetangga bakal menjauh bahkan ada yang paranoid. Anda sekeluarga sudah tentu akan diswab. Yang ketularan akan diisolasi, yang lain mungkin ditinggal di rumah. Terpisah! Rumah Anda akan dipantau ketat oleh pihak puskesmas, RT dan warga sekitar.”

[INVERSE]: Sebaliknya ketika Anda divaksin, sekalipun seandainya ketularan virus covid19, riset menyatakan TIDAK AKAN sampai sakit parah, sehingga mungkin sekali Anda TIDAK perlu opname di RS; dan Anda tidak perlu cemas menghadapi resiko terburuk yaitu kematian. Keluarga pun TIDAK AKAN takut dan cemas. Paling-paling mereka hanya menjaga jarak dari Anda saja. Betul?”

[MIRROR-RESERVE]: Jadi, kalau tidak mau divaksin, apa yang tidak Anda miliki?“Pertama, mungkin Anda tidak akan punya ketenangan menjalani kegiatan sehari-hari.Takut ketularan dari orang di sekitar Anda! Karena kalau sampai ketularan, Anda tidak punya daya imun sekuat mereka yang divaksin. Anda juga tentunya tidak punya kebebasan sebagaimana mereka yang sudah menerima vaksin.

[THEOREM]; Karena itu, ketika Anda putuskan “Ya, saya mau divaksin!” Mungkin ada sebagian yang akan mengalami sedikit sakit kepala, sakit perut atau demam. Tapi itu hanya efek biasa dari sebuah proses vaksinasi. Tidak akan mengakibatkan resiko berat. Sementara, keuntungannya jauh lebih banyak! Anda terhindar dari resiko tertinggi yaitu kematian; Dan yang keren, Anda juga menjadi bagian dari gerakan Herd Immunity. Apa itu? Herd immunity adalah bentuk perlindungan tidak langsung dari penyakit menular, karena suatu komunitas masyarakat sudah punya kekebalan. Kekebalan ini diperoleh entah karena imunitas setelah mengalami sakit, dan juga karena vaksinasi. Anda tentu tidak mau coba-coba sakit parah dulu baru supaya imun dari covid kan?

Jadi Bapak Ibu yang saya hormati, dengan bersedia divaksin Anda artinya peduli pada keselamatan diri sendiri dan keluarga Anda, juga lingkungan di mana Anda berada. Anda benar-benar menjadi teladan, tidak hanya bagi keluarga, tapi juga masyarakat sekitar. Ini hanya terjadi, ketika Anda bersedia divaksin.

********

Selamat berlatih…!

FBS

HeartSpeaks Indonesia